top of page
  • Writer's pictureAdmin

Siswa OHS Ikuti Simulasi Konferensi PBB

Olifant terus berupaya mempersiapkan seorang pemimpin masa depan yang dapat berperan sebagai problem solver khususnya yang terjadi di lingkungan serta masyarakat. Hal itu dilakukan lewat pengembangan pendidikan berdasar Roadmap to Future Sociopreneur yang disusun oleh Olifant High School (OHS).

Principal of OHS, Puspita Dewi mengatakan kemampuan anak-anak untuk memiliki kemampuan berpikir kritis, dan mencari cara pemecahan masalah, adalah dasar keterampilan yang diperlukan pemimpin masa depan. Itulah sebabnya Olifant High School memiliki perhatian yang besar untuk mengembangkan keterampilan serta kemampuan tersebut sebagai bekal di masa mendatang.


"Berinteraksi dengan siswa atau orang dari negara lain dalam berbagai situasi, juga akan semakin membuka wawasan siswa untuk memperluas pengetahuan tentang berbagai kondisi," kata Puspita melalui rilis, Rabu (17/2/2021).

Demi mendukung target pengembangan kemampuan siswa untuk memiliki karakter seorang sociopreneur, tahun ini Olifant High School mengirimkan beberapa delegasi siswa untuk mengikuti Act2Impact Model United Nation (AIM UN) yang diadakan oleh organisasi Worldview.


AIM UN secara umum merupakan forum simulasi akademik konferensi PBB yang bertujuan agar para siswa belajar mengambil peran sebagai pemimpin dan duta besar untuk mendorong kemajuan besar 10 atau 20 tahun mendatang melalui forum debat dan pemecahan masalah. Lewat forum ini, para delegasi berkesempatan berinteraksi dan belajar dengan para delegasi dari negara lain, serta tidak kalah pentingnya juga dapat belajar langsung dari para akademisi, pelaku industri, entrepreneur yang sudah mendapatkan pengakuan dunia.


Akhir 2019, kata Puspita, OHS sudah pernah mengirimkan 11 delegasi untuk mengikuti Oxford MUN di Singapura. Tahun ini kegiatan MUN dari Worldview ini diselenggarakan dalam bentuk virtual sehubungan dengan masa pandemi yang terjadi di seluruh dunia.

Kegiatan ini akan diikuti oleh sekitar 300 delegasi dari berbagai negara yang terdiri dari siswa dan anak muda berusia antara 13-18 tahun. Selama kegiatan tersebut para delegasi akan mewakili negara-negara yang ditunjuk dengan isu yang berbeda dari setiap negara.


Sebagai siswa yang tergabung dalam delegasi ini mereka memiliki kriteria kemampuan khusus yang harus dimiliki. Misalnya kemampuan berbahasa Inggris aktif, wawasan yang luas, kemampuan berpikir kritis, public speaking, kepercayaan diri serta berbagai keterampilan lainnya. “Bagi siswa yang mendaftar dan dipilih sebagai delegasi mereka juga harus memiliki pencapaian akademik dan perkembangan life skill.”




250 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page